BeritaKota

DPD GRIB Jaya Provinsi RIAU bid Sosial & Politik Kritisi Kinerja Polda Riau Yang Tebang Pilih Kasus Jelang Pilkada 2024

0
×

DPD GRIB Jaya Provinsi RIAU bid Sosial & Politik Kritisi Kinerja Polda Riau Yang Tebang Pilih Kasus Jelang Pilkada 2024

Sebarkan artikel ini

IONECYBER.COM, Pekanbaru – Bidang Sosial Politik (GRIB Jaya) Gerakan Rakyat Indonesia Bersatu DPD Riau menyoroti secara tajam terhadap lembaga kepolisian daerah Riau saat ini, atas beberapa tokoh masyarakat dan tokoh politik di Riau yang dipanggil guna diperiksa terkait atas dugaan kasus korupsi dan yang kasus dugaan tersebut terjadi 4-5 tahun yang lalu, jika benar dugaan kasus itu terjadi kenapa baru sekarang di munculkan, apa butuh bertahun tahun jalannya proses penyidikan oleh kepolisian yakni Polda Riau. (31/07/2024)

Ada apa dngn polisi daerah Riau (POLDA RIAU) beberapa kasus yang dipublish di saat hanya menghitung hari pendaftaran para bakal calon kepala daerah di KPU, hal ini diungkapkan oleh Bung Ade Monchai yang didampingi sekretaris bid sospol Bung Erlangga SH. saat ditemui oleh awak media disalah satu hotel pekanbaru, pemanggilan beberapa tokoh seperti mantan gubernur Syamsuar ,Rusli Zainal, Andi Rachman terkait dugaan kasus SPR Periode 2010 2015 tepat nya tahun 2013, berkisar 11 Tahun yg lalu serta eks Pj walikota Muflihun dan terakhir yang sontak jadi pembicaran publik pemanggilan atas tokoh masyarakat Riau yaitu Chaidir dan Nasrun atas tuduhan ujaran kebencian atau UUD ITE dan masyarakat Riau saat ini mulai nampak kisruh dan mulai menduga duga di tubuh kepolisian daerah Riau saat ini ada oknum mafia hukum bermain.

Sorotan tajam merupakan sesuatu yang alami bagi kepolisian. Mengapa? Karena polisi adalah birokrasi penegakan hukum yang ada langsung di tengah masyarakat Polisilah yang hari demi hari berurusan langsung dengan aktivitas pembersihan “kotoran” masyarakat. Konsekuensinya, tugas polisi selalu mengandung dua hal. Kadar sensitivitas yang tinggi dan titik persinggungan yang luas dengan publik, ujar ade

Atas pemanggilan para tokoh tersebut masyarakat menduga ada “kasus pesanan” oleh seseorang yang menjadi lawan politik, karena yg di periksa Polda Riau itu hanya balon kepala daerah seperti Syamsuar dan Muflihun dan tokoh-tokoh lainnya, dimana saat Polda Riau mengkampanyekan pemilu damai, tapi mereka sendiri yg menciptakan kegaduhan saat jelang pencalonan yang tersisa sebulan lagi para calon akan mendaftar di KPU.

Semua bakal calon ini memiliki pendukung dan simpatisan, Apabila di ganjal maju dngn cara seperti ini, lalu pemilu chaos, terjadi keributan antar pendukung, ini jelas pontensi penyebab nya adalah polda Riau itu sendiri, karena dianggap telah “bermain dngn para pemangku kepentingan untuk menjatuhkan lawan-lawannya”, masyarakat mencium ada oknum oknum menjadi mafia hukum di polda Riau, imbuhnya.

Dengan perihal pemanggilan atas tokoh tokoh masyarakat maupun tokoh politik di Riau yang sudah membuat gaduh di tengah masyarakat Riau saat ini, Dewan Pimpinan Daerah Riau GRIB Jaya melalui Kabid SosPol Ade Monchai meminta Kapolda Riau Irjend Pol M Iqbal periksa dan berikan peringatan tegas terhadap anak buahnya, dan meminta Kapolri Jenderal Listyo Sigit Prabowo, Komisi Kepolisian Nasional dan Satgas Pemberantasan Mafia Hukum agar segera turun ke Provinsi Riau, memeriksa oknum oknum Polda Riau yang diduga terindikasi menjadi Mafia Hukum dan bongkar sampai ke aktor intelektual pemberi pesanan kasus tersebut.

Karena jika Polda Riau mau profesional dan berintegritas seharusnya semua kasus kasus yang saat ini diduga mandeg atau dipeti es oleh Polda Riau dibongkar juga dong, banyak pejabat lainnya yang selayaknya jadi tersangka akan tetapi mereka sampai saat ini melenggang di luar dan tetap memiliki jabatan penting di pemerintahan.

Kepolisian Daerah Riau seharusnya menciptakan situasi yang humanis, dan rasa aman serta pemberi kenyamanan ditengah masyarakat, sebab tak lama lagi masyarakat Riau akan melangsungkan pemilihan kepala daerah, dimana kondisi dan situasi dilapangan bisa cepat berubah, bisa saja dari tampaknya tenang menjadi kerusuhan, dengan saling tuding tak baik atar kelompok basis massa satu calon dengan kelompok massa yang lain, tutup ade.***

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *