Kota

Aktivis Riau Cep Permana Galih Meminta Kejati Riau Usut Tuntas Kasus Eks Kadis LHK Riau Mamun Murod

17
×

Aktivis Riau Cep Permana Galih Meminta Kejati Riau Usut Tuntas Kasus Eks Kadis LHK Riau Mamun Murod

Sebarkan artikel ini

IONECYBER.COM, Pekanbaru – Bulan Suci Ramadhan adalah bulan yang penuh rahmat dan hidayah, namun setitik api menyulut di bulan penuh keberkahan ini tepat di Kedai Kopi Selat Panjang (Jl. Sisingamangaraja No.166, Rintis, Kec. Lima Puluh, Kota Pekanbaru, Riau 28156) milik seorang Mantan Kepala Dinas LHK Provinsi Riau yakni Mamun Murod.

Kejadian aneh bin ajaib ini terjadi pada saat helm milik seorang Aktivis Riau ternama (Cep Permana Galih) hilang di lokasi parkiran Kedai Kopi Selat Panjang tersebut. Diketahui bahwa helm tersebut disimpan pada jok motor Honda yang terkunci namun bisa raib.

“Dari ratusan kendaraan bermotor kenapa hanya milik saya yang hilang ? Pihak parkir tidak bisa menggantinya dengan uang, ia hanya bisa mengganti dengan helm bekas tentu saya tak mau karena helm saya baru dan original.” Tanggap Cep Permana Galih dalam wawancaranya bersama Para Media atau Wartawan.

Bahkan bukan hanya peristiwa itu saja, beberapa oknum pegawai Kedai Kopi itu ada yang menyindir Sang Aktivis tersebut dengan kata-kata yang sangat tidak pantas diucapkan. Hal ini sempat ditanyakan oleh Cep kepada pemilik Kedai Kopi namun tak ada tanggapan. Bukan prihatin terhadap kejadian ini justru beberapa diantarnya memperburuk situasi. Cafe sebesar ini seharusnya dilengkapi CCTV demi keamanan kendaraan para pengunjung.

“Seharusnya mereka (beberapa oknum pegawai) diam saja tak usah ikut campur, tapi karena situasi jadi kalut maka Kedai Kopi Selat Panjang otomatis harus masuk dalam kubangan permasalahan ini.” Ucap Cep Permana Galih yang pernah sukses menjadi Presiden Mahasiswa UNILAK, Riau.

Dapat diketahui bahwa beberapa hari sebelum kejadian musibah ini terjadi, Mantan Kepala Dinas LHK Provinsi Riau (Mamun Murod) ini di periksa oleh tim Jaksa Penyelidik Bidang Pidana Khusus (Pidsus) Kejaksaan Tinggi (Kejati) Riau. Ia diminta datang ke Kejati Riau, Senin (25/03/2024) sekitar pukul 10.00 WIB, selain Mamun Murod, Jaksa juga memanggil stafnya yaitu Lilis Kurnia.

Mamun Murod selaku Kuasa Pengguna Anggaran Tugas Pembantuan Tahun Anggaran 2023 Balai Restorasi Gambut dan Rehabilitasi Mangrove sedangkan Lilis selaku Bendahara Pengeluaran. Kepala Seksi Penerangan Hukum dan Humas Kejati Riau, Bambang Heripurwanto, tidak menampik kedatangan Mamun Murod. Namun, ia membantah jika dilakukan pemeriksaan.
“Cuma diskusi saja (tidak dalam kapasitas diperiksa),” ujar Bambang.

Sebagai catatan, bahwa pada akhir tahun 2023 lalu, Provinsi Riau menerima Daftar Isian Pelaksanaan Anggaran (DIPA) Tugas Pembantuan Badan Restorasi Gambut dan Mangrove (BRGM) sebesar Rp17.965.000.000 untuk tahun 2024. DIPA tersebut diserahkan oleh Kepala BRGM RI yaitu Hartono kepada KADIS LHK Provinsi Riau (Mamun Murod) saat Rapat Koordinasi (RAKOR) Pelaksanaan Restorasi Gambut dan Rehabilitasi Mangrove di Hotel Royal Ambarukmo Yogyakarta, Kamis (7/12/2023).

Memberi tanggapan tersebut, Mamun Murod menyebutkan dana tersebut akan dimanfaatkan untuk membangun sekat kanal, penanaman di lahan bekas terbakar serta merevitalisasi ekonomi masyarakat di sekitar gambut. Namun anggaran ini diduga di korupsi oleh Mantan Kepala Dinas LHK Provinsi Riau tersebut.

“Saya dan beberapa kelompok Aktivis lain di Riau sudah membangun kekuatan dan sudah melakukan konsolidasi terkait kasus ini, bahkan kami juga memiliki data-data valid yang lain dalam kasus lain mengenai Pak Murod, nanti akan kami bongkar semua satu persatu. Kami meminta kepada KAJATI RIAU untuk segera menangkap dan memeriksa Pak Murod (Mantan KADIS LHK Provinsi Riau), untuk data kasusnya akan kami lampirkan.” Ujar Cep Permana Galih sembari menunjukan berkas Data Kasus kepada pihak Media.

Informasi lebih lanjut, bahwa Cep Permana Galih adalah Aktivis garis keras dan berkiblat ke haluan jalur kiri, dalam sepak terjangnya ia sudah menjebloskan oknum-oknum pejabat ke dalam penjara bahkan membuat banyak pejabat jera dan ketakutan. Hal ini sempat diungkap oleh salah satu tokoh masyarakat yang tidak berkenan disebutkan namanya dalam pengakuan para pejabat yang pernah diserang oleh Cep lalu mengadu kepada Tokoh Masyarakat yang terbilang cukup berpengaruh di Riau. Tapi kebenaran ini masih simpang-siur karena Cep Permana Galih sendiri sangat tertutup mengenai pergerakan – pergerakannya.***

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *